1. mempunyai kearifan dalam memandang alam (gunung berapi dan ekosistemnya) dan manusia serta Tuhan. ketika Merapi mau meletus beliau hanya bilang begini
"OJO DISIKI KERSO- Jangan mendahului kehendakNya"
"Biarkan saja ia (gunung Merapi) demikian itu sudah biasa. Mari kita sama-sama berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar tidak terjadi apa-apa"
ketika Erupsi Merapi 2006 seluruh masyarakat diminta mengungsi, beliau malah justru naik ke punggung Merapi. Mbah Marijan wis edan! begitu mungkin kata sebagian orang. tetapi apa yang terpikirkan dalam benaknya kala itu? Mbah Marijan pada saat itu hanya ingin berdoa kepadaNya agar Merapi tidak menimbulkan malapetaka. menurutnya jika manusia berbuat santun terhadap alam maka ia juga akan berbuat serupa terhadap manusia. yah..alam itu meskipun manusia berbuat jahat terhadapnya ia tetap memberikan yang terbaik, mangga, pisang, rambutan, durian, kelengkeng, salak tetap mengeluarkan buahnya bumi tetap tidak enggan melaksanakan tugasnya.
2. Kearifan dalam memandang kesejahteraan. Pasca erupsi Merapi 2006 mbah Marijan dikontrak oleh salah satu minuman suplemen, tetapi beliau enggan. Keengganannya bukan tanpa alasan. ia tidak mau dijadikan ikon minuman suplemen tersebut jika royalti yang didapatkan tidak dibagi pada penduduk sekitar tempat ia tinggal. Duh Gusti...betapa mulianya hati beliau. coba kalau para pejabat, wakil rakyat, artis, pengusaha dan orang-orang yang mendapatkan duit dengan gampang mau peduli, mau berbagi dengan sesama dari apa yang mereka dapatkan niscaya masyarakat Indonesia akan mencapai kemakmuran, tidak ada ketimpangan antara si kaya dan si miskin. Mari kita tanya pada diri kita masing-masing...mampukah kita meniru kearifan Mbah Marijan yang sederhana namun memiliki efek yang luar biasa itu???
HARTA KITA SESUNGGUHNYA ADALAH YANG KITA BELANJAKAN DI SISI ALLAH SWT, why? berapapun banyak uang deposito dan tabungan kita ketika meninggal dunia semua itu tidak dibawa serta. Mobil, rumah mewah, perhiasan nan gemerlap dan asesoris lainnya seluruhnya meninggalkan kita. yang kita bawa hanyalah 3 lembar kain.
3. Keteguhan dalam menjalankan tugas dengan keyakinan yang ia miliki meski nyawa taruhannya. Ada yang memandang bahwa kematian mbah Marijan sebuah kekonyolan. sepintas pendapat ini nampaklah benar, tetapi bila dikaji lebih dalam ternyata justeruberbalik 180 derajt. Apa yang diperbuat oleh Mbah Marijan dengan tidak mau turun (baca : mengungsi) adalah karena didorong oleh rasa tanggung jawab sebagai juru kunci yang harus menjaga apa yang diamanatkan kepadanya. Lucu, menurutnya, bahkan ia mengibaratkan dengan perumpamaan "YEN AKU NGUNGSI MENGKO MUNDAK DIGUYU PITIK- jika aku ikut ngungsi nanti ditertawain ama ayam") jika ia ikut-ikutan turun gunung untuk mengungsi. senada dengan hal ini Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X juga menamsilkan,
"Marijan melakukan apa yang selama ini ia yakini dan tetap memagang teguh sebuah tugas meski nyawa taruhannya. ia tidak mau lari dari tempatnya seperti prajurit yang desersi dari tugasnya"
tepat pada tanggal 26 Oktober selepas sholat maghrib Mbah Marijan dijemput oleh Yang Maha Kuasa dalam rengkuhanNya ia bersujud, mengumandangkan takbir, bahwa tidak ada yang AKBAR kecuali kehendakMu ya Robb,
jikalau aku harus mati karena letusan ini ya Allah hamba rela dan pasrah sepenuhnya...
ya Robb ke haribaanMu ku tundukkan wajah ini, meski di tengah badai gemuruh gunungMu yang sedang murka hamba tetap bersujud menjalankan titahMu
ya Robb...Hamba tidak mau turun sebelum hamba menjalankan perintahMu, sholat. hamba tidak mau lari sebelum menjawab panggilan (adzan) Mu
Ya Robb...ku pasrahkan jiwa ragaku hanya kepadaMu
"SETUHUNE ORA ORA ONO PANGERAN KANG INGSUN SEMBAH KEJOBO NGERSO DALEM GUSTI ALLOH....SUMONGGO JIWO ROGO KAWULO"
Jasad Mabh Marijan msh dlm keadaan bersujud ketika ditemukan team SAR |
"WAHAI JIWA YANG TENANG. KEMBALILAH KEPADA TUHANMU DENGAN KERIDHAAN DAN DI RIDHOI. MASUKLAH KE DALAM GOLONGAN HAMBA-HAMBAKU. MASUKLAH KE DALAM SURGAKU" (Q.S. AL FAJR : 27-30)
seandainya seluruh pemimpin negeri ini mulai dari tingkat paling bawah hingga teratas memilki jiwa seperti mbah Marijan niscaya penduduk akan merasa terayomi, terlindungi karena memiliki pemimpin yang rela berkorban demi keselamatan mereka meski nyawa menjadi taruhan.
sudahkah kita memiliki semangat juang ini untuk orang-orang di bawah kita.
itulah mengapaMbah Marijan begitu dicintai oleh rakyat, namanya akan tetap melegenda di hati siapapun. selamat jalan Mbah Marijan. semoga engkau Husnul Khotimah di sisiNya. amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar