Tengah malam tadi, kebetulan aku sempet nyaksiin Film di atas di layar kaca Trans. melihat komposisi pemainnya sih cukup memberikan nilai 'jual' awal kalau film ini bakalan bagus. Siapa yang gak kenal Stephen Dorff dan Val Kilmer. Ketika keluar tema di awal film aja sudah membuatku 'kesetrum', pasti kagak bakalan ngantuk nih, pikirku. apalagi film ini diawali dengan kemunculan Presiden wanita pertama USA Sally Sheridan yang tewas ditembak setelah membawakan pidato pada perayaan hari veteran di Raleigh, North Carolina. Setelah melakukan misinya, sang penembak justru diincar nyawanya oleh sesama temannya sendiri walau dia berhasil lolos dengan membawa luka parah. Tiga bulan kemudian di Virginia barat, seorang pria tua menemukan pemuda luka parah yang parasutnya tersangkut di pepohonan. Pemuda tersebut siuman tanpa memiliki ingatan apapun tentang identitas dirinya. Petunjuk yang ada hanya tato di dada dekat pundak kirinya yang bertuliskan angka XIII (tiga belas dalam huruf romawi) dan memory card yang tersembunyi di jam tangannya.
Pada saat bersamaan pemerintah USA yang sedang menghadapi PEMILU dalam waktu dekat berupaya untuk mengungkap kasus pembunuhan yang menimpa presiden Sally Sheridan. Kandidat presiden yang bertarung adalah mantan wakil presiden Galbrain yang menjabat sebagai presiden sementara dan Wally Sheridan, adik Sally Sheridan yang notabene gubernur North Carolina. Isu mengungkap pembunuhan Sally Sheridan tentu sangat berpengaruh terhadap hasil PEMILU. Apalagi Wally Sheridan jelas-jelas menuduh pemerintahan presiden Galbrain tidak serius menangani kasus pembunuhan kakaknya.
Di Virginia barat, XIII (Stephen Dorff) tiba-tiba saja diserang sehingga menyebabkan suami-istri tua yang menolongnya tewas. Pemimpin penyerangnya yang diketahui dipanggil dengan nama Mongoose (Val Kilmer) ternyata memiliki tato ditempat yang sama dengan kode XII (dua belas). Selain itu juga ditubuh orang-orang yang ingin menghabisi XIII ditemukan pula angka tato huruf romawi dengan angka berbeda. Lalu apakah arti tato angka romawi tersebut? Benarkah XIII yang membunuh presiden Sally Sheridan? Mulailah XIII mengadakan penyelidikan tentang siapakah sebenarnya jati dirinya.
Bagi yang pernah menonton The Bourne Trilogy pasti merasa sangat familiar dengan tema film seperti ini. Memang mini seri ini merupakan adaptasi komik berjudul XIII karya komikus Perancis-Belgia Jean Van Hammed dan William Vance yang terinspirasi novel karya Robert Ludlum tersebut. Sebelum mini seri ini, XIII terlebih dahulu diadaptasi menjadi sebuah game pada tahun 2003 yang dapat dimainkan pada konsol PS2, XBOX, Gamecube dan PC.
Mini seri yang berjumlah 2 episode ini sebenarnya lumayan menarik untuk ditonton. Penuh dengan misteri, thriller, dan cerita yang berbelit merupakan nilai jual utama. Sayangnya penggarapan skenario dan juga teknik penyutradaraannya lemah sehingga banyak hal-hal yang kelihatan remeh justru semakin membuat mini seri ini terlihat seperti just like another mini-series. Misalnya saja munculnya tokoh Kim Rowland bisa saja membuat cerita menjadi semakin menarik. Sayang tokoh ini hanya jadi tokoh sekedar numpang lewat. Belum lagi tokoh Mongoose yang kurang digali karakternya sehingga Mongoose hanya terlihat sebagai tukang jagal professional saja. Walaupun diawali dengan ide cerita yang menarik, jadilah film ini menjadi mini seri yang biasa-biasa saja. sebenarnya ia bisa tampak bagus seperti Bourne Trilogi,jika tidak terjadi pemadatan durasi sehingga alur ceritanya menjadi kurang greget.
Kalaupun panjang durasi film yang menjadi alasan, toh namanya juga mini seri. Mau dihabiskan ceritanya hingga 4 sampai 5 episode juga sepertinya tidak masalah. Untungnya akting Stephen Dorff dan Val Kilmer termasuk lumayan untuk sedikit mengangkat kualitas mini seri ini. Ini adalah kerjasama Dorff dan Kilmer yang kedua setelah mendapat pujian kritikus dalam film drama kehidupan penjara Felon. Selain itu juga adegan pertarungan XIII dan Mongoose yang menggunakan pecahan kaca sebagai senjata tergolong unik. Bagi yang suka film bergaya Bourne Trilogy, mini seri ini cukup menghibur koq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar