Mengingat dan mengabadikan kedua nama istimewa ini tidak hanya pada waktu kita hidup. Ternyata berdasarkan riwayat yang sampai kepada kita. Kelak ketika manusia mati di dalam kuburnya mereka akan ditanya dengan beberapa pertanyaan oleh malaikat Munkar dan Nakir.
Sebenarnya ini adalah gubahan khutbah Idul Adha saya kemarin. namun tidak ada salahnya jika berbagi kepada para sobat-sobat di sini.
Allah telah mengutus para Rasul dan nabiNya, dalam sebuah riwayat dikatakan bilangan nabi mencapai 124.000 sedangkan Rasul ada 313 orang. Di antara sekian banyak utusannya itu yang ditutur di dalam Alqur'an tidak lebih dari 25 nabi. Dan diantara 25 nabi itu ada nabi-nabi yang menjadi pilihan Allah. Yang kemudian diberi gelar dengan sebuatan ulul 'azmi.
Yaitu
mereka yang memiliki ketabahan, keuletan dan dedikasi di dalam menyebarkan
kalimat Tauhid. Mengajak manusia meninggalkan sesembahan berhala dan batu
menuju kepada sesembahan yang Haq yakni Allah SWT. Dari kelima 'ulul 'Azmi itu
ada 2 nama yang diabadikan oleh Alqur'an dan diberi label uswatun hasanah di
belakang nama mereka berdua. Siapakah mereka? Mereka adalah Rasulullah Muhammad
saw dan Ibrahim as.
Bahkan
saking hebatnya derajat dua manusia
utama ini Allah mengabadikan namanya di dalam sholat kita. Tengoklah betapa
ketika kita sedang bertahiyyat akhir. Dua nama ini disandingkan.
اللهم صل على محمد وعلى ال محمد . كما صليت على ابراهيم وعلى
ال ابراهيم
Mengingat dan
mengabadikan kedua nama istimewa ini tidak hanya pada waktu kita hidup. Ternyata
berdasarkan riwayat yang sampai kepada kita. Kelak ketika manusia mati di dalam
kuburnya mereka akan ditanya dengan beberapa pertanyaan oleh malaikat Munkar
dan Nakir. Diantara pertanyaan itu adalah ;
1.
Siapakah
nabimu?
2.
Siapakah
bapakmu?
Nabi kita
Muhammad saw mengajari agar kita menjawab. 1. Muhammad nabiku dan 2. Ibrahim
bapakku. Lihat, betapa Allah menginginkan agar manusia menjadikan dua nama ini
sebagai kiblat dalam segala lini kehidupan hendaklah manusia mencontohnya
menjadikannya sebagai icon. Berkait dengan hal ini, Alqur'an menyematkan kata 'Uswatun
Hasanah'- suri tauladan yang baik' hanya kepada 2 nama tersebut. Perhatikan
ayat di bawah ini.
Q.S. AL MUMTAHANAH : 4
قد كانت لكم أسوة حسنة في إبراهيم والذين
معه
Artinya : Sesungguhnya telah ada suri teladan yang
baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia;
QS AL AHZAB : 21
لقد
كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Suri
tauladan yang bisa kita petik dari mereka adalah :
1. TAUHID
Ibrahim ketika masih muda, sebagaimana diceritakan Alqur'an, tatkala
mencari siapa Tuhannya. Selalu bertanya kepada dirinya. Ketika melihat bintang
disangkanya inilah Tuhan. Namun ketika bintang gemintang sirna di pagi hari
Ibrahim enggan mengakuinya sebagi Tuhan. Ketika dia melihat rembulan yang lebih
terang betapa ia terkagum-kagum. Sambil berguman pada dirinya sendiri, inilah
Tuhanku. Namun ketika bulan hilang ditelan cakrawala Ibrahim kembali kecewa.
Tuhan tidak pernah tenggelam.
Tatkala Ibrahim melihat matahari yang bersinar sangat terang ia begitu
gembira. Inilah Tuhanku yang sebenarnya. Namun tatkala tenggelam di ufuk barat
hatinya direjam kekecewaan yang tiada terkira. Akhirnya ia menemukan Tuhan yang
sebenarnya, ialah yang menciptakan semua benda angkasa di atas. Dialah yang
menerbitkan matahari dan menenggelamkannya. Dialah Allah SWT.
Bahkan dengan keberaniannya yang luar biasa Ibrahim muda menyusup ke
tempat peribadatan raja Nimrod yang menyembah berbagai macam dewa dengan
memgejawantahkan ke dalam banyak berhala. Dengan kapaknya ia menghancurkan
seluruh patung yang ada di tempat pemujaan tersebut kecuali yang paling besar. Kemudian
ia kalungkan kapaknya yang besar di lehernya.
Kerajaan geger. Berita tersebar ke seantero negeri bahwa ada penyusup
yang menghancurkan tuhan-tuhan sang raja. Singkat cerita Ibrahim kemudian
ditangkap dan di adili.
Nimrod berkata kepada Ibrahim,
"siapakah Tuhanmu?"
"Dialah yang menghidupkan dan memetikan makluk ciptaanNya"
Nimrod kemudian membawa 2 orang tawanan. Salah satunya dibunuuh di
hadapan Ibrahim. Dengan congkak ia berkata,
"Lihat! Kalau Tuhanmu mampu menghidupkan dan mematikan. Akupun sanggup
memberi hidup dan mendatangkan kematian"
"Tuhaanku yang menerbitkan matahari dari timur dan menenggelamkannya
di ufuk barat. Jika kamu mampu maka terbitkanlah matahari dari arah
sebaliknya!" , sergah Ibrahim.
Nimrod terdiam dan terpaku.
Ibrahim kemudian dijatuhi hukuman bakar. Atas ijin Allah api tidak mempan
membakar Ibrahim bahkan menjadi dingin dan menyejukkan.
Muhammad saw juga nabi yang senantiasa menyerukan manusia untuk
meninggalkan penyembahan berhala menuju kepada penyembahan yang Haq, Allah
'Azza wa Jalla. Karena dakwahnya itu beliau dimusuhi oleh kafir Quraisy. Mereka tidak
akan segan-segan membunuhnya baik dengan mengupah tukang jagal maupun dengan
cara beramai-ramai mengepung rumah beliau. Atas ijin Allah mereka dibuat tidak
melihat ketika Rasulullah lewat di depan mereka.
Dan ketika peristiwa Fathul Makkah, Rasulullah beserta 10.000 pasukannya
memasuki kota mekah apa yang dilakukannya? Menghancurkan 360 berhala,
tuhan-tuhan palsu yang disembah kaum kafir selama ini. Serupa dengan yang
dilakukan oleh kakek moyangnya, Ibrahim as.
2. KEDERMAWANAN
IDalam hal kedermawanan, Ibrahim sangat terkenal. Dalam sebuah riwayat
beliau pernah berkurban 1000 ekor unta. Saking dermawannya beliau sempat
berujar,
"Jangankan unta, anak sekalipun jika diminta oleh Tuhanku untuk
dikorbankan akan aku korbankan."
Rupanya, ketika Ibrahim lama tidak punya anak setelah 80 tahun berumah
tangga. Akahirnya dikaruniai anak dari istri keduanya, Siti Hajar. Ismail yang
masih berusia 13 tahun pada waktu itu diminta oleh Allah agar Ibrahim
mengorbankannya.
Ibrahim dengan segala keimanannya dengan sabar dan tabah kemudian
mengajak Ismail yang masih kecil untuk disembelih. Allah kemudian menggantinya
dengan seekor domba yang gemuk dengan memerintahkan Jibril untuk dating kepada
Ibrahim.
Peristiwa inilah yang kemudian diabadikan hingga kini yang dikenal dengan
HARI RAYA KURBAN.
Kedermawanan Rasulullah tergambarkan dalam sebuah riwayat Anas bin Malik.
Suatu Anas selaku pembantu Rasulullah menyaiapkan makanan. Tidak ada makanan
yang tersisa kecuali satu mangkuk.
Ketika makanan itu dihidangkan
kepada baginda Nabi saw. Tiba-tiba datanglah seorang tamu. Dengan sangat ramah
Rasulullah saw menyambut tamunya itu dan memerintahkan Anas untuk mengeluarkan
makanan.
Anas sangat tahu tidak ada makanan kecuali semangkuk. Nabi meminta
mangkuk satu buah lagi, mangkuk kosong. Lampu kemudian dipadamkan Rasulullah. Dalam
keremangan itu beliau mempersilahkan tamunya untuk melahap makanan yang telah
disediakan sedangkan Rasulullah memegangi mangkuk kosong . Dengan gaya seorang
yang sedang makan beliau menyendoki mangkuk kosongnya itu hingga sang tamu
menyelesaikan makannya.
Anas menceritakan kisah ini denga mata yang berkaca-kaca. Tidak ada
manusia yang mulia dan utama melebihi Rasulullah
saw.
Satu lagi kisah kedermawanan Rasulullah saw,
Di sudut pasar
Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata
kepada setiap orang yang mendekatinya, “Wahai saudaraku, jangan dekati
Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila
kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.”
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW yang dihinanya setiap hari. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, “Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”
Aisyah RA menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu pun kebiasaan Rasulullah yang belum ayah lakukan kecuali satu saja.” “Apakah Itu?,” tanya Abubakar RA. “Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana,” kata Aisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik, ”Siapakah kamu?” Abubakar RA menjawab, ”Aku orang yang biasa (mendatangi engkau).” ”Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,” bantah si pengemis buta itu.
”Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku,” pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak
dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, ”Aku
memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari
sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah
SAW.”
Mendengar penjelasan Abubakar RA, seketika itu juga pengemis itu meledak tangisnya, sangat menyesal, dan dalam basahnya air mata ia berkata, ”Benarkah itu? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, tapi ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia, begitu agung…. ”
Pengemis Yahudi
buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan
sejak hari itu menjadi muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar