Apa yang anda bayangkan jika mendengar Eropa? Eifel, Colosseum, San Siro atau tembok Berlin?
Bagi saya, Eropa adalah sejuta misteri tentang sebuah peradaban yang sangat luhur,
peradaban keyakinan saya, Islam.
film ini bercerita, tentang perjalanan sebuah "pencarian".
pencarian 99 cahaya kesempurnaan yang pernah dipancarkan Islam di benua ini.
Dalam perjalanan ini Hanum bertemu dengan orang-orang yang mengajarinya, apa itu islam rahmatan lil 'alamin. Perjalanan yang mempertemukan Hanum dengan para pahlawan Islam pada masa lalu. perjalanan yang merengkuh dan mendamaiakan kalbu dan keberadaan diri Hanum.
Pada ahirnya, di film ini akan akan menumukan bahwa Eropa tak sekedar austria, Cordoba.....lebih dari itu.
film ini dibintangi oleh :
ACHA SEPTRIASA (Hanum), adalah istri dari Rangga yang rela mengikuti suaminya ke Eropa untuk menempuh pendidikan selama 3 tahun.
ABIMANA ARYASATYA (Rangga), Rangga adalah suami dari Hanum yang menjalani pendidikan dengan kuliah di international school, Austria.
Vj MARISSA (Maarja), Maarja adalah seorang wanita berkebangsaan Jerman yang menjadi sahabat Rangga.
RALINE SHAH (Fatma Pasha), salah satu pemeran film 5 cm yang heboh itu. Fatma merupakan karakter wanita muslim asal Turki yang ditemui Hanum saat berada di Austria.
ALEX ABBAD (Khan), Khan adalah salah satu teman baik Rangga yang sosoknya benar-benar ada dan bukan fiksi.
NINO FERNANDEZ (Stefan) salah satu teman Khan dan Rangga yang unik.
Film ini masih mengisahkan perjalanan Hanum dan Rangga dalam menapaki jejak jejak cahaya Islam di Cordoba (Spanyol), Turki dan tentu saja Mekah. setelah di episode I mereka membeber habis perjalanan mereka di Wina, Paris dan Cordoba Granada.
Film ini di awali dengan adegan teror bom yang mengguncang Pakistan. sebuah negeri yang hingga kini masih memanas akibat perang. entah samapi kapan akan berakhir. seorang bapak sedang menyaksikan hal itu di depan layar TV nya sementara bocah kecil (Khan) sedang asyik belajar. tiba-tiba teman-teman Khan memanggil dari luar rumah untuk mengajaknya berjihad (memanggul senjata-meskipun itu baru sebatas mainan). melihat hal itu sang bapak melarang keras.
Jihad bukan dengan senjata, berapa nyawa yang harus melayang setiap harinya. dan lihat negerimu hingga kini masih dicabik-cabik karena perang. Perang di zaman modern seperti saat ini adalah dengan ini, Pena.
dengan pena itulah ahirnya Khan kini berada di Austria, untuk menyelesaikan program doktornya bersama kedua orang temannya, Rangga dan Stefan.
Di fargmen selanjutnya kita akan disuguhi bagaimana tokoh-tokoh di atas berinteraksi satu sama lain di keseharian mereka. Khan dan Stefan yang acapkali bertengkar hanya karena persoalan primordial mereka. salah satu contohnya adalah, bagaimana di mata Stefan, Khan tidak lebih seorang terroris yang membawa bom kemanapun ia pergi. pandangan ini rupanya mempengaruhi kehidupannya. di saat ia menggunakan mikrowave ia tidak mau tempat itu dimasuki makanan dari Khan, yang kebetulan menyukai Kari Ayam.
Karena tinggal di satu 'kost' maka hal itu tidak berlaku bagi Khan.Menurutnya, siapapun berhak menggunakan microwave. maka dimasukkanlah Kari ayam ke dalamnya. melihat hal itu tentu saja stefan tidak terima. dengan serta merta ia membuang Kari ayam Khan ke tempat sampah. sejurus kemudian Khan mengambil Kari yang dihangatkan itu telah raib. tinggal tempatnya doang.
Ketegangan pun muncul. Khan tidak terima. karena Stefan tidak bisa menghargai dirinya dan makanannya. Menurut Stefan Kari ayam itu bau dan Khan tidak mau membersihkan sehabis menggunakannya. Saking bencinya kepada Khan ia menjuluki temannya itu dengan si Kari man. merasa dilecehkan sedemikian rupa Khan pun membalas,
"Kalau kamu tidak suka Kari it's Ok. tapi tindakanmu membuang kari ke tempat sampah adalah penghinaan. kalau menurut kamu kari itu bau, apakah setiap saat kamu memasukkan daging babi ke dalam oven itu tidak lebih bau dan najis menurut agamaku. Apakah selama ini kamu juga pernah membersihkannya. !"
Konflik antara Khan dan Stefan mereda setelah Stefan mengalami kecelakaan, tertabrak mobil. Khan orang yang selama ia benci justru yang menyelamatkan nyawanya, mulai ngurus di rumah sakit, biaya pengobatannya hingga menjengunya. di akhir dialog antara mereka ada yang membuatku menyungging senyum.
Tahukah kalian semua, ternyata Khan sama sekali tidak menyukai kari. Terlebih lagi ia dijuluki dengan "Kari Man".dia memilih kari karena hanya itulah satu-sataunya makanan yang halal di Wina yang ia jumpai. jadi meskipun eneg, ia tetap melahapnya. sama dengan Rangga suami Hanum sehari-hari ia makan dengan ikan asin masakan istrinya, atau kalau tidak ia akan pergi ke restoran murah Pakistan "Der Wiener Deewan" yang menyuguhkan slogan "All you can eat. Pay as you wish" (Makan sekenyangmu bayar sesukamu). penasaran kan dengan restoran itu? apa jadinya kalau buka Indonesia? bakalan bangkrut. guung tikar seketika!!! hehehehe.....makanya buruan beli novelnya, atau tonton filmnya 99 cahaya di langit Eropa part I maupun part 2.
Konflik ternyata juga dialami oleh Hanum yang menyaksikan suaminya, Rangga. sedang berpelukan dengan Maarja, gadis German yang cantik jelita di ruang perpustakaan. Di saat Hanum menghantarkan kue ulang tahun untuk suaminya. bisa ditebak bagaiaman hancurnya hari Hanum? namaun apakah seperti yang ia duga kelakuan suaminya seperti itu? tonton aja yeeee...
Kita juga dimanjakan dengan keindahan panorama Spanyol (Cordoba). di sanalah Hanum dan Rangga menyaksikan keagungan peninggalan Islam yang pernah ditorehkan di benua itu. Betapa ekanggunan arsitek gaya Cordoba yang hingga kini mengispirasi Spanyol atau yang lebih kita kenal dengan gaya Spanyolan. Relief kaligrafi dan pesona bangunan lainnya. saking terharunya, Hanum kemudian bersujud dilantai masjid Cordoba yang kini telah berubah menjadi Katedral.
Pada saat sujud tersebut, tiba-tiba Hanum dikejutkan dengan suara Security yang melarangnya untuk melakukan sujud. guna menghindari cekcok yang berkepanjangan akhirnya Rangga dan Hanum meminta maaf dan pamit. di kedai dekat Katedral itu rupanya mereka bertemu lagi dengan Security yang tadi menegur. Hanum rupanya masih tidak terima, ia menghampiri Security dan menyapanya. kemudian ia bertanya dan menjelaskan mengapa ia tidak boleh sujud padahal itu dahulunya masjid.
Security pun menjawab bahwa Masjid itu dulu, nona. sekarang sudah berubah menjadi katedral. dan peraturannya begitu. siapapun tidak boleh sujud di area tersebut. The rule is rule. and always be like that !
Ranggapun kemudian menggamit lengan Hanu dan meminta maaf kepada Security. Mereka berdua akhirnya bercengkerama, mendiskusikan hal yang baru saja dialami. akhirnya Hanum memutuskan, apakah kamu mau menjadi muslim yang baik? Rangga menganggukkan kepalanya.
Security mengeluarkan uang untuk membayar di kasir. tetapi petugas mengatakan bahwa anda sudah ditraktir oleh dua orang yang duduk di sana. mereka adalah Hanum dan Rangga. Security pun tertegun dan sumringah kemudian mengejar mereka, sambil berteriak, "Thank You "! Mereka ingin menyuguhkan betapa akhlak muslim sangat lembut dan penuh kasih. tidak mudah marah mudah memafkan dan sekaligus penderma.
Film ini selanjutnya menghantar kita ke kunjugan Hanum dan Rangga ke Turki, menemui sahabatnya Fatma beserta anaknya Aisye. Sahabat lamanya di Wina ketika Hanum pertama kali dahulu menginjakkan kaki di wina (lihat film part 1). Betapa kerinduan Hanum akan sahabatnya itu, terlebih lagi aisye. ia membawakan oleh-oleh kesukaan Aisye dan surat permintaan maaf dari temannya. namun ternyata Aisye sudah meninggal beberapa waktu yang lalu. Hanum sangat bersedih hati, karena dari Fatma dan Aisye lah ia lebih mengerti tentang Islam yang rahmatan lil alamin lewat perilaku dan prinsip mereka.
Di depan pusara Aisya kita disuguhi adegan yang sangat menyentuh hati. Ibundanya, Fatma yang terlihat sangat anggun nan tegar, Aisya yang tidak dapat membendung air matanya melihat ketabahan dan keelokan iman Aisye. Di sinilah Hanum berketetapn hati, mulai saat ini ia akan mengenakan hijab untuk selamanya. apa yang membuat Hanum begitu terinspirasi aisye?? Tonton yaaaaa di biskop-bioskop kesayangan anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar