.....Tiba di Taman wisata Kaliurang, kami singgah sebentar. Sebuah taman yang cukup luas, berukuran 1 ha kurang lebih. Untuk memasuki taman ini anda cuman dikenakan tiket @ Rp 5.000,- dan andapun bisa dengan leluasa menikmati berbagai macam mainan yang tersedia.
Ada bandulan, plorotan, tangga ketangkasan, komedi putar mini dan tentu saja mobil mobilan untuk anak kecil. Khusus mobil mobilan ini biaya sewanya relatif murah, cuma 2.500,- anda bisa menyenangkan putra-putri anda selama kurang lebih setengah jam untuk berputar putar mengitari taman.
Bagi anda yang lupa tidak membawa bekal, jangan khawatir. Di dalam area taman ini banyak dijajakan makanan kecil dan aneka minuman. Bagi para penggemar bakso, mie ayam dan wedang ronde, jangan panik. Anda bisa dapatkan itu semua di sepanjang jalan di luar area Taman wisata ini. Tentu saja sambil menikmati pemandangan lereng Merapi dan menghirup udara yang segar. Wuussss....
Selepas bermain cukup puas, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke Hutan wisata Kaliurang. Tempat di mana air terjun bakal anda jumpai. Dari Taman wisata ini dari sisi sebelah kanan anda bergerak maju kira kira 200m akan ada pohon beringin dengan dua cabang jalan. Anda cukup ambil yang kanan, berjarak kurang lebih 800m terminal Kaliurang dan Hutan wisata telah menanti anda.
Sesampainya di Terminal Kaliurang, seorang petugas melambaikan tangan dan menyodorkan tiket masuk sebesar Rp 4.000,- Alunan musik sepoi sepoi menyambut kedatangan kami. Seperti musik jathilan. Benar saja, ketika sampai di parkiran irama musik jathilan semakin menggema dengan keras.
Sebenarnya, secara pribadi, saya kurang begitu sreg. Memang dengan diusungnya jathilan ke wilayah wisata semacam ini disamping akan menjadi magnet daya tarik para wisatawan tetapi juga memiliki dampak negatif.
Para wisatawan, memilih tempat di Kaliurang atau tempat wisata lainnya misalkan, adalah dalam rangka ingin refreshing, mencari ketenangan, dan suasana asri yang jauh dari hiruk pikuk seperti halnya di tengah kota.
Pernah kami jumpai seorang pengunjung, di sebuah tempat wisata (tidak perlu kami sebutkan namanya) dengan sangat pede memanggul tape compo dengan speaker super woofer. Musik rancak pun diputar. Dengan topi terbalik dan kaca mata hitam, remaja itu pun berjoget. Haduuh malah ada hip hop di sini! Ampuuuun dah.
Pernah kami jumpai seorang pengunjung, di sebuah tempat wisata (tidak perlu kami sebutkan namanya) dengan sangat pede memanggul tape compo dengan speaker super woofer. Musik rancak pun diputar. Dengan topi terbalik dan kaca mata hitam, remaja itu pun berjoget. Haduuh malah ada hip hop di sini! Ampuuuun dah.
Ternyata, pemandangan semacam ini tidak hanya kita jumpai di Kaliurang, di beberapa tempat wisata seperti Tawangmangu, pantai Rongkop Gunung Kidul hiburan musik dangdut juga ada di sana.
Musik yang terdengar hingar bingar ditambah dengan penyanyi yang sering mengenakan kostum agak 'seronok' menambah semakin acakadul tempat wisata. Kita yang semula membayangkan suasana tenang, damai, sunyi, hanya desau angin lembut yang membelai wajah dan hidung kita, musnah sudah. malah kayak suasana di pasar.
Okelah...kita tinggalkan jathilan. Setelah memarkir kendaraan, kami segera menebar pandangan ke sikitar. Sejuah mata memandang terlihat kios kios makanan dan penjual pernak pernik serta cindera mata khas Kaliurang berderet rapi.
Di sudut pojok barat ada sebuah kolam renang yang dulu bisa untuk mandi anak anak sekarang sudah rusak. Tidak berfungsi lagi. Pepohonan di sekitar Kaliurang juga banyak yang meranggas. Ini diakibatkan oleh dampak erupsi Merapi 2010 yang lalu. Awan panas telah meluluh lantakkan nyaris semua pepohonan yang ada. Meski kini sudah nampak kehijauan.
Penasaran dengan air terjun yang dibilang istriku, kami pun segera memasuki kawasan hutan wisata Kaliurang. Di sini kembali anda akan dikenai biaya retribusi masuk sebesar Rp 2.000,-. Sangat murah.
Beberapa ratus meter kami melanglah monyet -monyet kecil menyambut kedatangan kami. Ada puluhan kera kecil yang bergelayutan di pepohonan dan bahkan di pinggir jalan. Sambil menunggu lemparan kacang garing atau pisang dari pengunjung.
Hati-hati jika anda menenteng tas berisi makanan. Jangan sampai ketahuan mereka. Bisa-bisa liburan anda akan berubah menjadi horor...hehehe. iya. Sebab mereka akan merangsek isi tas anda dan mengeluarkan satu persatu.
Sepanjang jalur menuju lokasi air terjun ini, sisa sisa hantaman debu merapi masih sangat kentara. Beberapa batang pohon yang sudah lapuk dan terpotong potong masih teronggok di sana sini. Besar kemungkinan pohon pohon itu roboh akibat terjangan awan panas (wedus gembel). Bahkan beberapa bangunan terlihat terkoyak dan rusak parah akibat tertindih pepohonan tersebut.
Dari jarak 30 m terlihatlah panorama bukit air terjun itu. Tapi sayang, sudah tidak mengucurkan air. Hanya tinggal bongkahan batu yang kering disapu debu. Huwwww.....kecewa deh kita. Untuk mengobati kekecewaan itu lalu kami pun mengabadikan moment moment nelangsa tersebut lewat bidikan kamera. Kecewa tapi tetap narsis!!
Puas dengan jeprat-jepret kamera, kami pun meluncur turun. Ada sebuah bangunan yang mirip museum di sini ternyata. Anda bisa melihat photo photo saat erupsi Merapi 2010 dan kejadian kejadian di seputarnya.
Bahkan di sini, anda bisa menyaksikan cuplikan saat saat letusan Merapi berlangsung. Luncuran awan panas yang menyeramkan tapi sekaligus indah.
Adzan Duhur berkumandang dari corong masjid. Memanggil orangbberiman untuk mengingat kebesaran ayat ayatNya. Ya robb...kami datang kepadaMu.
Adzan Duhur berkumandang dari corong masjid. Memanggil orangbberiman untuk mengingat kebesaran ayat ayatNya. Ya robb...kami datang kepadaMu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar