Dari situ, nilai yang dihasilkan terkadang jauh dari harapan. Hanya karena kurang cermat dalam penghitungan angka. Sebagaimana kita tahu, matematika keliru satu angka saja sudah pasti salah. Karena ia masuk kategori ilmu eksak. Ilmu pasti. Lain halnya mata pelajaran ips, Pkn.
Kalau sudah seperti ini, perilaku kebiasaannya kumat. Nilai ulangan yang kebetulan jelek tidak ditunjukkan kepada kami selaku orang tua. Dia selempitkan diantara tumpukan buku mata pelajarannya.
Sebagai orang tua seringkali kami mengecek mata pelajaran, hasil belajar dan lainnya. Ketika aku bongkar satu persatu buku pejarannya, jatuhlah selembar kertas. Aku pungut dan kubaca. Ternyata nilai ulangan matematikanya mendapatkan nilai 5,5.
Jujur, dalam hati aku menggerutu. Masya Allah.....eghar! Yang aku sesalkan bukan nilainya yang jelek, tetapi ketidak jujurannya untuk menunjukkan hasil ulangannya. Betapapun dan berapapun nilainya.
Bagi kami, anak tidak harus juara. Asalkan bisa mengikuti mapel yang diajarkan. Itu sudah cukup. Jadi juara alhamdulillah, tidak jadi juara tidak mengapapa.
Baris demi baris aku baca. Sebenarnya dia sudah mengerti arah soalnya. Cuman jawabannya selisih satu angka. Hehehe...tetap aja salahkan?
Kalau sudah seperti ini, seperti biasa. Dalam peraturan kami, jika anak berprestasi kami beri reward. Dan jika jeblok kami beri punishment.
Hukuman yang kami berikan adalah, waktu main yang biasanya kami berikan sangat longgar sekarang kami cabut. Akan kami kembalikan jika dia bisa memperbaiki keteledorannya mengerjakan soal.
So...selamat menikmati 'hukuman' ini anakku. Kamu pasti bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar