Seringkali, ketika manusia ditanya, seperti apakah
kehidupan yang kamu inginkan? Maka jawabannya tidak jauh dari seperti ini,
"Aku ingin hidup bahagia".
Dan ketika diajukan pertanyaan lagi,
"Seperti apakah hidup yang bahagia itu?"
jawabannya juga tidak berkisar jauh seperti,
"Bahagia itu bila segala keinginan kita terpenuhi,
punya uang banyak, mobil, deposito dan HP yang keren."
Jawaban seperti
ini agaknya juga yang terpatri di dalam memory kebanyakan manusia
modern. Belum lama ini kita telah sama-sama melihat akhir dari drama kehidupan sang
bintang Whitney Houston. Siapa manusia di planet bumi ini yang tidak
mengenalnya. Popularitas, ketenaran, kekayaan ia punya. Sehebat apapun ia
ternyata juga mati.
Kematian adalah kelaziman yang harus berlaku bagi setiap
manusia. Yang patut kita renungkan adalah bagaimana Whitney Houston meninggal.
Diduga keras ia mengalami over dosis!
Pertanyaan berikutnya adalah ; apa yang kurang dari
seorang Whitney? Pesawat pribadi mampu ia beli bahkan sekalian landasan
pacunya. Apapun yang ia inginkan hanya dalam sekejab mampu ia hadirkan. Mengapa
ia lari ke obat-obatan terlarang?
Satu hal yang banyak tidak diketahui opleh selebritis
manapun, acapkali di puncak ketenaran yang diraih justru ia merasakan kesepian.
Terbiasa senyum di depan kamera sementara batinnya menangis. Saban hari ia
berusaha menghibur manusia namun hatinya gundah gulana, ia sendiri meratap di
dalam sepi. Seperti tercampakkan di lembah hantu yang sunyi senyap. Namun
anehnya para generasi muda kita justru pada ingin menjadi artis??
Ternyata dunia dan segala isinya tidak mmapu membuat
manusia BAHAGIA. Ia hanya mampu memuaskan hasrat. Sementara hasrat manusia
tiada pernah akan terpuaskan kecuali dadanya telah dipenuhi dengan tanah, alias
kematian. Ada perbedaan yang cukup jelas antara bahagia dan kepuasan. Makan,
minum, berkendaraan itu membuat anda bahagia atau puas? Segala di dunia ini
berpotensi memuaskan namun tidak membahagiakan.
Jika engkau menginginkan kebahagiaan maka kepada ALLAH lah engkau
menuju.
Suatu hari sahabat Rasulullah saw, Ibnu Abbas ditanya
tentang apa yang dimaksud dengan kebahagiaan di dunia. Beliau menjawab bahwa
ada 7 tanda kebahagiaan di dunia ini
1.
Qolbun
syakirun (hati yang senantiasa bersyukur).
Ini adalah kunci dari segala
hal. Menerima apa adanya yang telah diberi oleh Allah, jika menyenenangkan, ia
bersyukur jika tidak mengenakkan ia bersabar. Sehingga ia selalu menjalani
hidup ini dengan hati yang lapang. Tidak pernah berkeluh kesah, menggerutu
secara berlebihan.
2.
Azwajun
sholihah (pasangan yang soleh)
Siapapun jika dianugerahi
pasangan seperti ini, dia akan senantiasa berpuisi :
" Idza niltu wudda
minka fal maalu hayyinun # wa fauqo kulli dzit-turobi turobun"
JIka sudah ku gapai
cintamu maka harta tidak ada lagi artinya bagiku dan segala yang terhampar ini
hanyalah debu semata (yang terlihat hanyalah
cintamu)
Dialah pasangan yang akan
tersenyum tatkala kita cemberut, dialah pasangan yang akan menjadi cahaya saaat
kita dalam gelap, dialah pasangan yang akan menjadi navigator saat kita
tersesat, dialah pasangan yang akan selalu meringankan beban berat di pundak
kita.
3.
Al auladun
abroroh ( anak yang berbakti)
Saat Rasulullah saw sedang
thawaf, beliau melihat anak muda yang badannya lecet-lecet. Setelah selesai
thawaf Rasulullah bertanya kepada anak muda tersebut,
"kenapa pundakmu
itu?"
jawab anak muda itu,
"Ya Rasulullah saya
dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai
dan tidak pernah saya melepaskannya. Saya melepasakan nya hanya ketika buang
hajat sholat atau ketika istirahat. Selain itu saya selalu
menggendongnya". Lalu anak muda itu
bertanya,
"Ya Rasulullah apakah
aku sudah termasuk ke dalam orang-orang yang sudah berbakti kepada orang
tua?"
Sambil memeluk anak muda itu
Rasulullah bersabda,
"Sungguh Allah ridho
kepadamu, kamu anak yang sholeh, anak yang berbakti. Satu hal yang harus kamu
ketahui cinta orang tuamu tidak akan (pernah) terbalaskan olehmu (meskipun
dengan cara yang demikian itu)".
4.
al bi'atus
sholihah (lingkungan yang baik)
Lingkungan sangat berperan
besar dalam membentuk kepribadian. Oleh sebab itu Rasulullah menganjurkan agar
seorang muslim mencari pergaulan yang baik yakni berkumpul dengan orang-orang sholeh.
Ibarat pepatah mengatakan ia bagaikan berkumpul dengan tukang minyak, jika
tidak mendapatkan minyaknya paling tidak ia sudah mencium harumnya.
5.
Malun
Halalun (harta yang halal)
Harta yang halal akan
menentramkan buat pelaku maupun seisi rumah. Sementara harta haram
menggelisahkan dan bersifat panas. Lihat para pelaku korupsi itu. Hidupnya
tidak tenang. Siang malam gelisah. Belum lagi nanti kalau ketangkap bakalan
menyusahkan kepada siapapun yang terlibat.
Dalam sebuah hadits
Rasulullah mengingatkan akan adanya seorang laki-laki yang lusuh, karena
berjalan jauh, kemudian ia menengadahkan tangannya Ya Robb…. Bagaimana mungkin
doanya dikabulkan sementara hartanya haram, makan minumnya berasal dari yang
haram.
6.
Tafkkuh
fid diin (Semangat memahami/ mendalami agama)
Seringkali hidup kita meragu
karena tidak faham terhadap aturan agama. Pemahaman terhadapa syari'at akan
membuat hati kita semakin mantap dan tidak mudah goyah oleh bujukan yang datang
baik dari teman maupun lingkungan. Maka kita akan hidup dengan kepercayaan diri
tidak mudah diombang-ambingkan suasana sekitar.
7.
Umur
Barokah
Yakni usia semakin tua
semakin soleh, makin mantab keimanan dan islamnya. Bukan malah tua-tua keladi,
semakin tua semakin menjadi maksiatnya. Na'udzubillah min dzalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar