Kira-kira 5 hari yang lalu, aku mulai merasakan perih pada mata sebelah kiriku. perih itu semakin terasa ketika ku gunakan untuk membaca buku, menatap layar monitor dan memandang sekeliliing dalam waktu yang lama. masya Allah..sungguh tersiksa rasanya. pengennya sih setiap saat aku kucek-kucek itu mata. ada perasaan nyaman ketika kemudian aku kucek, aku pejamkan sedikit lama. namun itu pun tidak bertahan lama, sebentar kemudian mata kiriku mulai basah dan perih kembali aku rasakan. seolah ada seonggok butir pasir kecil yang mengganjal di pelupuk mata.
Alhamdulilah, sekarang udah baikan. makanya langsung aku buat nulis entri malam ini.
Terima kasih ya Allah Engkau telah mengembalikan mata ini seperti sediakala, indah untuk menatap dan nyaman untuk ngawasi layar komputer serta enak untuk bertadarus ayat-ayat suciMu.
kemudian terlintas dalam benak,
"Bagaimana dengan mereka yang semenjak lahir telah membawa
"Bagaimana dengan mereka yang semenjak lahir telah membawa
cacat mata sebelah. lalu bagaimana dengan mereka yang semenjak lahir telah buta??"
Aku sungguh tercengang ketika ada seorang yang buta justru bersyukur kepada Allah.
aku kaget bukan kepalang! Dia bilang,
"Alhamdulilah ya Allah Engkau telah membebaskan hamba dari HISAB MATA kelak di akhirat.
Bukankah ENgkau telah berfirman, "Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semua itu kelak akan dimintai pertanggungjawaban" (Q.S. Al Isra' : 36)
Terenyata memang benar, kita dikasih sakit agar merasakan betapa nikmat Allah yang telah diberikan selama ini tiada tara mahalnya, tiada tara hebatnya. manusia akan tahu betapa nikmatnya gigi sehat ketika dia menderita sakit gigi. Manusia akan tahu betapa nikmatnya kaki yang mulus tanpa cidera keseleo ketika ia jatuh dan terkilir uratnya.
Aku jadi teringat akan sebuah kisah Rasulullah saw ketika beliau bercerita kepada para sahabat :
"Dahulu kala hiduplah seorang hamba Allah yang diberi usia 500 tahun. dan selama itu ia pergunakan seluruh umurnya hanya untuk beribadah, mengabdi kepada Allah. giliran tiba di Yaumul Akhir ia kemudian dimasukkan ke dalam surga karena kesalehannya itu.
"Dahulu kala hiduplah seorang hamba Allah yang diberi usia 500 tahun. dan selama itu ia pergunakan seluruh umurnya hanya untuk beribadah, mengabdi kepada Allah. giliran tiba di Yaumul Akhir ia kemudian dimasukkan ke dalam surga karena kesalehannya itu.
Allah lalu bertanya,
"Wahai hambaKu, gerangan apakah yang menyebabkan kamu masuk ke dalam surgaKu?"
"Wahai hambaKu, gerangan apakah yang menyebabkan kamu masuk ke dalam surgaKu?"
Hamba tadi menjawab,
"Wahai Rabb, ini semua karena selama hidupku aku habiskan seluruh umurku hanya untuk menyembah dan beribadah kepadaMu."
"Wahai Rabb, ini semua karena selama hidupku aku habiskan seluruh umurku hanya untuk menyembah dan beribadah kepadaMu."
Maka kemudian Allah memasukkan hamba tadi ke dalam neraka. ketika di dalam neraka Allah kemudian bertanya kembali kepadanya,
"Hai Fulan, gerangan apakah yang menyebabkan manusia itu masuk ke dalam surgaKU?"
hamba tadu menjawab,
"Saya tidak tahu ya Allah, Engkaulah Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu"
"Saya tidak tahu ya Allah, Engkaulah Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu"
Mendengar hak itu kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk kembali memasukkannya ke dalam surga.
kemudian Allah berkata,
"Wahai hambaKu, tahukah kamu...bahwa engkau masuk surga sekali-kali bukan karena ibadahmu, bukan karena ketaatanmu dan penyembahanmu. engkau masuk surgaKu adalah karena rahmatKu!
Apabila engkau tidak percaya...mari Aku tunjukkan nilau ibadahmu selama 500 tahun itu!"
Maka Allahpun menggelar ibadah sang hamba selama 500 tahun. Tampaklah bahwa nilai ibadah yang demikian panjang itu ternyata tidak berati apa-apa di hadapan Allah.
DIA pun berkata,
DIA pun berkata,
"Wahai hambaKu, ibadahmu selama 500 tahun baru sebanding dengan nikmat kedua belah mata yang Aku berikan kepadamu."
Jadi seberapa banyak ibadah yang engkau persembahkan kepadaku itu belum bernilai apa-apa.
Jadi seberapa banyak ibadah yang engkau persembahkan kepadaku itu belum bernilai apa-apa.
apalagi untuk menebus surgaKu. jelas bukan tandingannya. jelas tidak sepadan.
Ibadahmu hanyalah laksana setitik debu di hamparan alam semesta nikmatKu
yang senantiasa mengalir kepadamu setiap saat dan setiap waktu."
yang senantiasa mengalir kepadamu setiap saat dan setiap waktu."
Subhanallah....
Ya Allah sungguh kami merasa dholim terhadap diri kami. kami menyangka bahwa ibadah kami sudah terlalu banyak. kami menyangka kebaikan kami telah menumpuk.
Namun ternyata itu semua baru sebanding dengan nikmat kedua belah mata.
laa ilaaha illa anta subhaanaka inni kuntu minad dhoolimin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar