SU'UL KHOTIMAH
(Akhir yang Buruk di akhir Hayat)
Mengapa kita selalu berharap agar mati dalam keadaan akhir yang baik dan berlindung dari mati yang buruk di kahir hayat kita?
jika kamu pernah makan mangga yang dipotong kecil-kecil lalu ditaruh di piring kecil. dengan nyamannya lalu kamu memakan satu persatu irisan mangga itu, tak terasa tinggal satu buah...eh ternyata rasanya masam, atau busuk sebagian. apa yang kamu rasakan? bukankah yang manis di depan tidak berarti apa-apa tinggal rasa pahit yang kamu kecap? hmmmm....
Apa makna su`ul khatimah? Su`ul khatimah ada dua macam, salah satunya lebih berbahaya dari yang lain.
1. Su`ul khatimah yang paling berbahaya yaitu ketika menghadapi sakaratul maut timbul di hatinya keraguan dan pengingkaran atas iman kepada Allah. Ketika ruhnya dicabut, ia dalam keadaan mengingkari dan meragukan keimanannya sehingga menyebabkan adanya hijab antara ia dan Allah. Dengan begitu, rahmat Allah akan jauh darinya dan ia akan kekal di neraka.
2. Lebih ringan daripada yang pertama, yaitu ketika menghadapi sakaratul maut, hatinya dipenuhi kecintaan kepada dunia dan syahwat, sehingga ketika ruhnya dicabut, ia dalam keadaan yang sangat tersiksa karena meninggalkan dunia yang sangat dicintainya.
Apabila anda bertanya, "Apa yang menyebabkan seseorang meninggal dunia dalam keadaan su`ul khatimah?" Ketahuilah bahwa sebab su`ul khatimah sangat banyak dan tidak mungkin dijelaskan secara terperinci, akan tetapi mungkin dapat digambarkan secara global.
Penyebab su`ul khatimah yang pertama yaitu timbul di hati seseorang keraguan dan pengingkaran atas keimanan kepada Allah ketika sakaratul maut, dapat disimpulkan menjadi dua penyebab berikut :
1. Mengira telah mencapai kesempurnaan sifat wara`, zuhud, dan ibadah yang telah dilakukan telah sempurna. Seperti seorang zuhud yang selalu mengerjakan pebuatan bid`ah, orang seperti ini sangat berbahaya ketika menghadapi sakaratul maut walaupun ia selalu melakukan perbuatan baik.
2. Lemah iman dan cinta kepada dunia. Selama iman seseorang lemah dan kecintaan kepada dunia sangat besar, maka sulit baginya untuk mencapai kecintaan kepada Allah. Selain itu, tidak ada upaya baginya untuk melawan godaan setan, sehingga mudah mengikuti keinginan syahwatnya, hingga akhirnya hati menjadi keras dan gelap dari cahaya ilahi dan keimanan.
Apabila datang kepadanya sakaratul maut, maka ia semakin tidak mencintai Allah. Ia tidak menerima apabila ditaqdirkan meninggal dunia, ia tidak rela berpisah dengan dunia yang sangat di cintainya, ia menyalahkan Allah yang telah menaqdirkan kematian kepadanya, dan akhirnya ia meninggal dunia dalam keadaan membenci Allah. Seumpama orang tua yang lebih mencintai harta daripada anaknya, ketika anak mengambil hartanya yang sangat di sayangi dan menghilangkannya, maka kecintaannya kepada sang anak berubah menjadi kebencian.
Berbeda dengan seseorang yang dipenuhi kecintaan kepada Allah, ketika datang sakaratul maut, hatinya dipenuhi kecintaan dan kerinduan untuk bertemu Zat yang sangat dicintainya. Setelah melalui perjalanan yang sangat jauh dan melakukan pekerjaan yang sangat berat agar dapat bertemu dengan-Nya, maka saat itu merupakan waktu yang sangat membahagiakan baginya, selain berjumpa dengan Allah yang sangat dicintai, ia merasakan kenikmatan yang tidak lama lagi akan ia dapatkan.
Penyebab su`ul khatimah yang kedua, (hatinya dikuasai kecintaan kepada dunia) yang lebih ringan daripada yang pertama dan tidak menyebabkan ia kekal di neraka. Penyebab itu dapat disimpulkan menjadi dua.
1. Banyak kemaksiatan yang dilakukan meskipun keimanannya kuat.
2. Iman yang lemah walaupun tidak banyak melakukan kemaksiatan.
Setelah dijelaskan makna su`ul khatimah, apa yang harus kita lakukan agar terhindar darinya? Hendaknya kita mempersiapkan diri untuk menghadapi sakaratul maut, keluarkan kecintaan kepada dunia dari hati, jagalah diri dari perbuatan maksiat, jauhkan pandangan dari hal-hal yang berbau kemaksiatan atau berinterkasi dengan pelaku kemaksiatan karena hal itu akan memberikan pengaruh kepada hati dan pikiran. Janganlah mengatakan, "Aku akan mempersiapkan diri (bertobat) apabila sudah dekat dengan kematian."
Ketahuilah setiap hembusan nafas bisa menjadi hembusan terakhir. Maka waspadakan hati setiap detik karena mungkin pada detik itu ruh kita akan melayang, sedangkan dalam keadaan tidur, hendaklah jangan sebelum diri kita bersih dengan berwudhu terlebih dahulu. Selain itu, jangan tidur sebelum hati kita dipenuhi dengan zikir kepada Allah, bukan zikir yang hanya dilakukan dengan lisan saja, melainkan zikir dengan hati, karena zikir lisan tidak memberikan pengaruh yang kuat kepada diri kita.
Janganlah sedetik pun kita lalai untuk mengingat Allah. Apabila kita lalai sedetik pun, maka bahaya sangat besar akan menimpa. Setiap orang akan binasa kecuali orang-orang yang berilmu. Semua orang yang berilmu akan binasa kecuali orang-orang yang mengamalkan ilmunya. Semua orang yang mengamalkan ilmunya akan binasa kecuali orang yang ikhlas dalam perbuatannya.
taked from kang Irdy74
Sumber : Buku Tazkiyatun Nafs - Kajian Lengkap Penyucian Jiwa
Oleh : Sa`id Hawwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar